PostHeaderIcon Fragmentasi HardDisk Memperlambat Kinerja Sistem

Pernahkah teman-teman mendapati 2 unit komputer atau lebih yang berflatform windows dengan spesifikasi perangkat keras yang persis sama tetapi kinerja/kecepatannya berbeda, mulai dari saat booting hingga shutdown? Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Jawabannya bisa beragam, mulai dari kerusakan sistem oleh banyaknya file yang mengalami corrupt, terlalu banyak sampah register, pemasangan program yang berlebihan (yang belum tentu dibutuhkan), rusaknya sistem operasi karena gangguan virus komputer dan semacamnya, hingga terjadinya fragmentasi pada hard disk.

Masih banyak penyebab lain yang tidak disebutkan di atas, tetapi kali ini kita akan bahas tentang fragmentasi saja. Mengapa saya memilih fragmentasi? Karena mungkin tidak ada komputer di dunia ini yang tidak mengalami fragmentasi pada hard disknya. Dan salah satu cara untuk meningkatkan kinerja sistem adalah dengan meminimalkan fragmentasi yang terjadi hingga ke titik yang hampir mendekati NOL!

Apa itu fragmentasi?

Fragmentasi adalah kondisi dimana suatu file yang diletakkan pada media penyimpanan tidak menempati sektor secara berurutan. Fragmentasi terjadi ketika sistem operasi tidak dapat mengalokasikan ruang yang cukup pada blok-blok penyimpanan yang bersebelahan untuk menyimpan file secara lengkap sebagai sebuah kesatuan. Hal ini terjadi karena kita sering kali melakukan penghapusan file lalu kita menambahkannya kembali dengan ukuran dan atau file yang tidak sama. Apa yang terjadi kemudian? Sistem akan menempatkan file pada blok pertama yang kosong, lalu berusaha mencari blok berikutnya yang tidak terisi oleh file lain untuk menempatkan sisa dari bagian file tersebut. Kalau blok dimana sisa dari bagian file tersebut sangat jauh dari blok sebelumnya, maka sudah pasti kecepatan pembacaannya pun akan menurun, walaupun windows menggunakan teknik pembacaan random/acak... terlebih lagi jika menggunakan teknik pembacaan sequential!

Contoh kasus:
Kita ambil 4 (empat) contoh kasus pada sebuah harddisk yang berisi file A, B, C, D, dengan ukuran yang sama. Dan masing-masing menempati.10 sektor pada area harddisk (kasus pertama dari gambar). Pada kasus kedua, file B dihapus, dan tersisa 10 blok yang kosong di antara file A dan file C. Pada kasus ketiga, ruang yang kosong di antara file A dan file C, ditempatkan file E yang berukuran lebih kecil. Apa yang terjadi? Ternyata ada ruang kosong di antara file E dan file C. Kasus keempat, ditempatkan file F yang ukurannya lebih besar dari pada ruang yang kosong di antara file E dan file C, dan ternyata sisa bagian dari file tersebut ditempatkan pada blok sesudah blok yang ditempati oleh file D.
Apa jadinya jika di dalam harddisk terdapat file yang jumlahnya ribuan hingga jutaan? Silahkan dipikirkan sendiri... hehehe.
Mudah-mudahan contoh kasus di atas bisa sedikit memberikan pemahaman kepada teman-teman semua tentang fragmentasi pada harddisk!

Cara mengatasinya:
Lakukan defragmentasi (kebalikan dari fragmentasi), dengan menempatkan kembali bagian-bagian file yang terpisah sehingga menempati blok-blok yang bersebelahan dengan cara menggeser file di sebelahnya ke tempat yang kosong. Bagaimana caranya? Caranya, klik menu Start > Programs > Accessories > System Tools, lalu pilih Disk Defragmenter. Klik drive yang akan di-defragmentasi lalu tekan tombol "Defragment".
Atau bisa juga pilih cara berikut: buka My Computer, klik kanan drive yang akan di-defragmentasi lalu pilih Properties. Arahkan pointer mouse ke menu-tab Tools lalu klik tombol "Defragment Now..."
Atau teman-teman bisa gunakan software defragmenter pihak ketiga yang dapat didownload dan dipakai secara gratis pada tulisan Free Download 10 Defragmenter Applications for Windows.


Tulisan terkait lainnya: 
  Free Easeus Partition Master 6.5.1 Home Edition - Update!

Semoga bermanfaat!

0  :

Posting Komentar

Advertisement

Blog Lists